Kamis, 09 Juni 2016

Mutasi SIM A dan SIM C dari Karanganyar dan Jakarta ke Depok

Alhamdulillah hari Sabtu tanggal 14 Mei 2016 (sehari sebelum SIM A dan SIM C saya habis masa berlakunya) saya berhasil memperpanjang dan  mutasi SIM A dan SIM C dengan lancar dan cepat.. hehe..Lokasi pengurusan adalah di Satpas SIM Polresta Depok yang ada di Pasar Segar Jalan Tole Iskandar Depok.

SIM A (KTP Jakarta) perpanjang dan mutasi ke Depok;
SIM C (KTP Karanganyar, Jawa Tengah)  perpanjang dan mutasi ke Depok.

yang harus diperhatikan adalah:

  1. Tidak memerlukan surat pencabutan SIM lama dan KTP harus sudah E-KTP (bingung istilahnya..hehe);
  2. Tidak boleh lewat masa berlaku SIM walaupun sehari, karena jika lewat maka harus membuat SIM baru.
  3. Siapkan fotocopy dan ASLI SIM A dan SIM C lama;
  4. Fotocopy KTP;
  5. Bolpen untuk mengisi formulir;
  6. Uang untuk asuransi Rp. 30.000,00 per SIM, Rp. 75.000,00 untuk SIM C dan Rp. 80.000,00 untuk SIM A, tes kesehatan Rp. 45.000,00 untuk 2 SIM.
Foto Copy SIM lama, Asuransi dan SIM Baru
Langkah langkahnya:

  1. Karena masih ragu harus make surat pencabutan SIM lama maka saya tanya ke petugas, dengan ramah beliau menjelas kan " tidak perlu Pak, silahkan bapak langsung ke ruang tes kesehatan". Saya menuju ruang tes kesehatan lalu diminta fotocopy SIM A,C dan KTP masing-masing satu lembar dan membayar Rp. 45.000,00 untuk 2 SIM. Kemudian menunggu panggilan untuk Pemeriksaan. Setelah dipanggil lalu diperiksa tekanan darah, buta warna, dan tes mata normal atau tidak (disuruh menyebutkan huruf yang ditempelkan di dinding dengan ukuran yang berbeda). Setelah beres, dapet surat dari dokter.
    Ruang Tes Kesehatan
  2. Setelah dari Ruang Kesehatan lalu menuju Loket Pendaftaran. di loket pendaftaran kita menyerahkan SIM ASLI dan diberikan formulir untuk diisi.
    Depan Loket Pendaftaran
  3. Dari loket pendaftaran kita ke Loket Asuransi untuk membayar asuransi sebesar Rp. 30.000,00 untuk 1 SIM.
  4. Dari Loket Asuransi, Kemudian ke Loket Pembayaran SIM di sebelahnya. kemudian membayar Rp. 75.000,00 untuk SIM C dan Rp. 80.000,00 untuk SIM A.
  5. Kembali menyerahkan formulir, bukti pembayaran, tes kesehatan dan menunggu antrian foto.
  6. Setelah dipanggil keruang foto (samping kiri loket pendaftaran), kemudian antri di dalam ruangan. Karena tidak ada sistem antrian pilihlah antrian yang paling pendek (hehe). di ruang foto ini kita difoto, diambil sidik jari dan tanda tangan SIM.
  7. Antri kembali untuk penyerahan SIM. Tidak menunggu lama saya dipanggil dan diserahkan SIM A dan SIM C baru.
    Ruang Tunggu
Setelah dapet SIM, disana juga ada kios fotokopi yang menjual pelindung SIM (dari plastik bening, seperti anti gores HP). Silakan dipasang agar SIM kita awet dan kinclong. Harganya Rp. 5.000, 00 per SIM.

Proses cepat (yang lama karena antrianya banyak..hehe) dan tidak ada biaya tambahan apapun. Alhamdulillah sudah banyak perubahan di pelayanan publik kita.

Sekian Semoga Bermanfaat.
Mohon maaf klo ada yang kurang.

Selasa, 31 Maret 2015

Ulah Setan?

     Malam sudah sangat larut, tiba-tiba suara hening malam terusik dengan suara tangis keras anak lanang. Tangisan yang keras dan tak henti-henti itu membangunkan saya dan istri saya. Biasanya setelah disodori nenen anak lanang langsung diam lalu terlelap kembali. Tapi kali ini dia terus menangis dan meronta ronta sambil menunjuk ke atas, langit-langit kamar tidur kami.  Wah ada apa ini? nyali saya pun ciut seketika teringat cerita seram di film-filem horror. Sayapun mengambil air dan membasuhkan ke muka anak lanang. Tak lupa saya bacakan ayat Kursi, Alfaihah, Al-‘Ikhlas, Al-Falaq. Pengen rasanya baca Al-Jinn, tapi memang saya tidak hafal. Tak lama kemudian anak saya tenang, mau nenen dan terlelap kembali. “wah tadi lupa berdoa ya Nak?” guman istri saya….

      Kira-kira 13 tahun yang lalu, mungkin saya masih duduk di kelas 2 SMA. Malam itu saya menulis tugas bapak Sri, Guru Fisika yang saya sayangi. Kami harus cari minimal 500 soal dan jawabanya dengan tulisan tangan tiap semester. Jika tak ingin nilai rapor Fisika kami tertulis kurang dari 7, kami harus menyelesaikan tugas itu. Dan bapak Guru ini menambahkan 2x lipatnya saat kami di kelas 3. Tak heran jika mendekati semesteran saya sering menulis hingga larut malam. Malam itu mungkin sudah lebih dari tengah malam, ketika tiba-tiba terlihat bayangan hitam di langit-langit rumah. Bayangan itu makin lama makin membesar dan semakin besar dan juga bergerak seolah-olah akan menerkam saya. Saya pun tak tinggal diam…jurus lari sipat kuping ke arah Bapak tidur pun sukses saya lakukan tanpa belajar sebelumnya. Tidak tau apakah itu hanya ilusi saya yang mulai goncang akibat tekanan tugas fisika, atau benar-benar setan iseng yang pengen kenalan dengan saya…entahlah….
Rumah orang tua


     Kira-kira 2 tahun sebelumnya, saya masih di bangku SMP..malam itu saya tidur dengan nyenyaknya di omah ngarep rumah kami. Lelapnya tidur saya pun sirna setelah tiba-tiba kain korden pintu di pojokan ruangan dengan pelan-pelanya bergeser dan membuka sendiri…slereekk reek rek reeekkkkk… tak kuat berlama-lama menahan takut saya pun lari ke bapak yang tengah tidur di omah mburi. Setelah mendapat laporan saya, Bapak pun datang ke pintu yang kain kordenya sudah terbuka setengahnya. Dengan santainya beliu langsung pipis disitu. Biar setanya pergi katanya. Wah memang dasar si setan, ngerepoti saya saja..saya harus menyiram lantai bekas pipis tadi dengan beberapa ember air biar lantai yang masih tanah itu tidak bau pesing.  Saya tak tau apakah kain gorden itu digeser setan yang mau masuk atau keluar lewat pintu itu, ataukah ada cicak yang ada di dalam aluminium gepeng yang menggerakkan gantungan gorden, sehingga  gorden itu seolah-olah bergeser dengan sendirinya. …entahlah….

Selamat lembur. Jakarta 1 April 2015.